LAPORAN PRAKTIKUM TODE PENGUJIAN KESEHATAN BIJI (BENIH)
LAPORAN
PRAKTIKUM
METODE
PENGUJIAN KESEHATAN BIJI (BENIH)
Oleh:
Golongan B
/ kelompok 8
1.
Muhammad
Alfan Fauzi (171510501086)
2.
Feniza
Nurika Rahma (171510501013)
3.
Rozita
Trimaulina Sari (171510501175)
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB.1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan banyak sekali
memiliki pulau yang terbentang luas dari wilayah bagian timur hingga wilayah
barat,setiap pulau mempunyai karakteristik dan suatu hal yang menarik.
Keanekaragaman flora dan fauna yang sangat bermacam-macam dan sangat besar di
wilayah kepulauan Indonesia menjadi suatu daya tarik tersendiri untuk tetap
menjaga dan melestarikan agar tidak mengalami kepunahan. Negara Indonesia memiliki
beberapa pulau dengan keindahan dan dijadikan obyek wisata dan pusat penelitian
yang menjadikan pendapatan terbesar bagi daerah disekitarnya. Pulau dengan
tanah yang subur dapat dijadikan sebagai penghasil komoditas pertanian yang
sangat berkualitas.
Indonesia merupakan negara agraris yang
menghasilkan cukup banyak berbagai komoditas pertaniannya, sehingga mayoritas penduduknya mata pencaharian
sebagai petani dan komoditas pertanian yang cukup besar tentunya menjadi
penyumbang pada pasar nasional atau internasional,sehingga Negara Indonesia
salah satu bagian negara pengekspor hasil sektor pertanian terbesar. Pertanian
merupakan sektor yang dilakukan dan dikembangkan sejak jaman nenek moyang yang
dilakukan ribuan tahun lalu. Komoditas yang ditanam oleh petani yaitu tanaman
pangan,perkebunan,hortikultura, dan kehutanan. Sektor pertanian juga meliputi
subsektor perikanan dan berjalan dengan berkembang di Indonesia. Perikanan
memberikan kontribusi sumbangan dana yang cukup besar di beberapa wilayah Indonesia yang disusul
dengan berjalannya zaman oleh sektor industri dan pertambangan yang berada di
wilayah Indonesia. Tanaman perkebunan yang cocok ditanam di Indonesia seperti
kopi, kakao, tebu, karet, dan kelapa, tetapi setiap tanaman memiliki ciri-ciri disetiap
wilayah daearahnya yang berbeda, sehingga tanaman perkebunan tidak dapat
ditanam pada sembarang tempat.
Tanaman
pangan merupakan sub sektor yang sangat banyak diminati oleh para petani di
Indonesia, karena tanaman pangan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa
lepas dari bangsa Indonesia, karena permintaan konsumsi yang terus menerus
meningkat tinggi dan mengakibatkan petani harus menanam tanaman pangan dalam
jumlah yang cukup besar. Tanaman pangan yang berkembang di Indonesia
diantaranya padi, jagung, kedelai, umbi-umbian dan kentang. Tanaman pangan
sangatlah penting bagi kehidupan manusia,karena manusia bergantung pada tanaman
pangan untuk memenuhi konsumsi sehari-hari. Tanaman pangan sebagai kebutuhan
manusia untuk melanjutkan kehidupannya dan salah satu kebutuhan primer bagi
manusia, disamping itu juga terdapat sandang dan papan sebagai kebutuhan
manusia. Nasi merupakan makanan olahan hasil dari padi dan orang Indonesia
lebih memilih untuk dijadikan makanan pokok sehari-hari,tetapi dibeberapa Negara
lebih memilih gandum atau sorgum sebagai makanan utama. Tanaman padi merupakan
tanaman yang baik ditanam dilahan yang basah, bisa ditanam ditanah yang
memiliki kandungan air cukup tinggi, sehingga tanah yang kering kurang cocok
untuk tanaman padi. Tanaman padi ditanam di lahan dan bahan tanam berupa bibit,
fase pembibitan merupakan fase yang menentukan masa depan tanaman, sehingga
harus memperhatikan cara proses pembibitan yang baik. Proses pembibitan seperti
penentuan waktu, persiapan benih, pembuatan media semi, penyebaran benih yang
baik, pemeliharaan, pencabutan, dan pemindahan bibit ke lahan harus dilakukan
dengan teliti untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Benih yang samai
benar-benar bebas dari pathogen seperti jamur, insekta, bakteri, dan virus. Hal
yang perlu di perhatikan uji benih karena dapat mengetahui penyakit yang berada
pada benih tersebut, jika benih terkena pathogen akan menimbulkan dampak buruk
bagi pertumbuhan dan hasil produksi.
Beberapa
uji benih yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan biji kering (Dry seed eximination) yang bertujuan
untuk mengetahui bercampur atau tidaknya kotoran dan mengetahui gejala yang ada
pada benih. Pencucian biji dapat digoyang-goyangkan dengan waktu tentu
20-30 menit,cara ini berfungsi
mendeterminasi menghilangkan jamur yang melekat. Cara inkubasi dapat
diterapkapkan atau dilakukan dengan pengujian dengan metode kertas,metode agar,
dengan batu bata, tanah, pasir, dan metode Growing
on test. Jamur yang mengakibatkan rusaknya biji-bijian seperti Helminthosporium oryzae, Piricularia oryzae,dan
Fusarium sp. Bakteri yang dapat
menular melalui benih termasuk Corynebacterium,
Pseudomonas, dan Xanthomonas. Uji
benih yang telah lolos uji coba akan disemai dan dapat dilakukan budidayaan
dengan baik tanpa adanya pathogen yang melekat pada benih.
Berdasarkan
pemaparan diatas perlu dilakukan pengujian pada benih agar dapat diketahui
seberapa besar tingkat kesehatan benih yang akan disebar atau disemai ke lahan.
1.2 Tujuan
2.
Mengetahui faktor yang
terdapat dari fungisida bagi perlakuan benih padi
3.
Mengamati keluar
masuknya pathogen yang membahayakan pada benih padi
4.
Mengetahui mengevaluasi
usaha pengendalian penyakit dalam rangka mencegah penyakit yang ditularkan oleh
biji padi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Harahap dkk. (2015), benih merupakan komponen produksi yang sangat penting dalam suatu sistem pertanian, terutama tanaman padi. Produktivitas dan kualitas yang tinggi didapatkan dari teknik budidaya yang dimulai dari penggunaan benih unggul bermutu. Padi merupakan salah satu komoditas pangan utama yang menjadi prioritas di Indonesia. Hal tersebut karena padi merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia.
Menurut Marcos et al. (2015), potensial dari kekuatan benih sebagai benih fisiologis dasar karakteristik dan hubungannya dengan pendirian tegakan dan produktivitas tanaman telah di seluruh dunia diakui sejak tahun 1960 dan seterusnya. Hal ini menyebabkan diversifikasi aplikasi penelitian. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan produksi padi telah banyak dilakukan. Tetapi berbagai hambatan sering dihadapi yang berakibat dapat menurunkan produktifitas padi. Salah satunya adalah kurang tersedianya benih padi yang bermutu baik. Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi pertanian karena mampu meningkatkan produksi dan mengurangi adanya permasalahan penyakit di lapang.
Menurut Waruwu dkk. (2016), benih yang tidak baik ini bisa diakibatkan oleh infeksi patogen yang terbawa benih. Di Indonesia Pathogen terbawa benih dapat mempengaruhi produksi padi sehingga menjadi masalah utama. Status kesehatan benih dapat diketahui melalui uji kesehatan benih untuk mengetahui adanya pathogen, sehingga kondisi kesehatan benih dapat diketahui. Benih dikatakan sehat kalau benih tersebut bebas dari mikroorganisme/patogen, baik berupa bakteri, cendawan, virus maupun nematoda.
Mikroorganisme yang berada dibenih dapat menimbulkan kerugian seperti penurunan daya kecambah benih, mematikan bibit/tanaman muda, perkembangan penyakit, pembawa patogen atau penyakit baru, dan kontaminasi toksin yang menurunkan nutrisi benih, meracuni hewan ternak bahkan manusia. Jenis bakteri patogen dapat dikarakterisasi secara morfologi dan fisiologi (Winarni. 2013).
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menguji kesehatan benih terhadap cendawan pathogen terbawa benih yaitu pertama, pemeriksaan secara langsung pada sampel benih kering. Sampel benih kering secara visual diperiksa dan dinilai menjadi enam kategori. Kategori-kategori tersebut adalah: (1) Benih yang tampak sehat, (2) Benih bercak, (3) benih berubah warna, (4) Biji cacat, (5) Campuran varietas dan (6) Biji-bijian kasar. Pemisahan berbagai kategori benih dilakukan dengan mata langsung (Ahmed et al., 2013).
Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati kemungkinan adanya propagul cendawan (piknidium, peritesium, sklerotium, dll) yang terdapat pada benih. Identifikasi terhadap propagul yang ditemukan bersama dengan benih dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop stereo dan kompon. Gejala yang muncul seperti adanya kelainan warna benih (discoloration) seperti adanya bercak, belang pada benih, serta adanya ketidaknormalan bentuk (malformation) dan ukuran benih (hipertrofi dan hipotrofi). Kedua, pemeriksaan benih secara langsung dengan metode pencucian benih. Pencucian benih dilakukan pada propagul cendawan yang berada pada permukaan benih bagian luar. Ketiga, metode inkubasi menggunakan media agar-agar. Metode ini seperti halnya metode kertas saring namun media yang digunakan adalah agar-agar. Lalu, jumlah benih yang ditanam lebih sedikit daripada metode kertas saring (Permana dkk. 2016).
Saat ini, pengendalian hama biji menjadi sulit. Hal ini karena pestisida
yang efisien (misalnya., metilbromida, diklorvos, minum umpan hewan pengerat
antikoagulan) untuk perlindungan benih telah hilang tanpa pengembangan
pengganti yang memadai. Baru penelitian tentang perlindungan benih di CR
menggunakan kontrol biologis (predator tungau Cheyletus sp.), tekanan rendah,
dan modifikasi atmosfer (Stejskal et
al., 2014 ).
BAB.3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Agroteknologi acara “Metode Pengujian kesehatan Biji (BENIH)” dilaksanakan pada
hari Sabtu, 07April 2018 pukul 09.00-12.00 WIB. Bertempat di Agrotechnopark
Jubung.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1.
Alat Tulis
2.
Gelas Aqua
3.
Kantong
4.
Plastik
5.
Timba
6.
Alat Penunjang lainnya
3.2.2
Bahan
1.
Benih Padi
2.
Air
3.
Modul
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Membuat
kelompok 5-7 orang.
2. Mengerjakan
pengujian benih dengan cara pemeriksaan biji kering.
3. Mengambil
biji sebanyak 100 butir benih dan melakukan pemeriksaan secara kering.
4. Memeriksa
biji yang dilakukan terhadap hal-hal berikut ini:
a. bernas
tidaknya biji pada padi
b. warna
biji
a. biji
bercak
b. ada
tidaknya kotoran
c.
sklerotia, dsb
5. Menghitung
berapa jumlah dan presentase dari masing-masing parameter tersebut dan membuat
dokumentasi.
3.4 Variabel Pengamatan
Pengamatan
yang dilakukan bertujuan mengetahui benih padi yang lolos uji dengan
menggunakan air, benih tenggelam berarti dinyatakan lolos uji, benih yang
terapung adalah benih yang dinyatakan tidak lolos uji benih. Cara teknis yang
dilakukan saat pembibitan dengan menaburkan benih lolos uji dengan cara merata
ke bedengan basah dan melakukan pemeliharaan agar benih tumbuh dengan baik. Variabel
pengamatan yang digunakan adalah:
1. Berat
Benih Padi yang Mengapung
2. Berat
Benih Padi yang Tenggelam
3. Presentase
Benih Baik
4. Presentase
Benih tidak baik
3.5
Analisis Data
Data
yang diperoleh dalam penelitian ini, selanjutnya diolah dengan melakukan dan
menggunakan analisis statistik deskriptif.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel uji
kesehatan benih menunjukkan bahwa dari sampel yang telah diambil dan diamati
didapatkan bahwa 93% biji padi adalah biji yang bernas sehingga sisanya 7%
adalah biji yang tidak sehat, 99% biji padi yang diamati memiliki warna yang
seragam yaitu kuning sedangkan 1% lainnya berwarna coklat, 99% biji padi tidak
memiliki bercak, biji padi yang diamati 100% bersih tanpa kotoran, jamur di
permukaan, dan sklerotia.
4.2 Pembahasan
Pengujian
benih dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai kendala yang dapat
timbul ketika proses penanaman, perawatan, dan pertumbuhan padi. Uji benih yang
telah dilakukan menggunakan sampel seratus benih padi dan dilakukan pengujian benih
dengan pencucian. Uji pencucian benih dilakukan dengan memperhatikan berbagai
parameter sebagai acuan pengujian benih seperti bernas tidaknya biji, warna
biji, bercak pada biji, ada tidaknya kotoran pada biji, jamur di permukaan
biji, dan sklerotia.
Pengujian
benih dengan pencucian yang telah dilakukan memperoleh hasil yang cukup baik,
karena benih yang diuji rata-rata melebihi 90% tingkat kesehatan pada
masing-masing parameter. Tingginya kesehatan benih tersebut kemungkinan
disebabkan karena benih yang digunakan berasal dari tempat penjualan benih yang
terpercaya, sehingga benih yang didapatpun hasilnya sangat memuasakan. Beberapa
persen lainnya adalah benih yang tidak sehat dengan rata-rata kurang dari 10%
kemungkinan disebabkan karena sortase saat pengolahan benih masih kurang
diteliti.
Sampel
benih yang telah diuji dengan pencucian dengan prosentase diatas 90%
menggambarkan keadaan benih yang akan ditanam atau disebar ke lahan dengan
demikian tingkat kesehatan setiap benih yang akan disebar ke lahan memiliki
prosentase yang tidak jauh berbeda dengan sampel yang telah diambil yaitu
sebesar lebih dari 90%.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Benih yang diuji bisa
dikatakan benih sehat karena memiliki prosentase kesehatan diatas 90% pada
setiap parameter yang diujikan.
2.
Seluruh benih yang akan
disebar ke lahan memiliki prosentase kesehatan diatas 90% karena sampel yang
diambil memiliki kesehatan diatas 90% pula.
5.2 Saran
Sebaiknya
penilitian atau pengamatan yang penting seperti uji benih atau pengamatan
selanjutnya dilakukan dengan jumlah peserta yang tidak terlalu banyak, agar
setiap peserta memahami instruksi yang diberikan oleh asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed. M, Hossain. M, Hassan. K , and Dash. C.
K. 2013. Seed Health and Quality Test of
Three Rice Varieties for the Detection of Fungi Associated with Seed Sample.
1(2): 37-42.
Harahap. A. S, Yuliani. Titiek. S, Widodo. 2015. Deteksi dan
Identifikasi Cendawan Terbawa Benih Brassicaceae. J Fitopatol Indones. 11(3): 97-103.
Marcos, J and Filho. 2015. Seed Vigor Testing:
An Overview Of The Past, Present And Future Perspective. Scientia Agricola. 72(4): 363-374.
Permana. N. D dan Rustiani. U. M. 2016. Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit Tanaman. Sleman. DeePublish.
Stejskal. V, Aulicky. R, and Kucerova. Z. 2014. Pest Control
Strategies and Damage Potential of Seed-Infesting Pests in the Czech Stores. Plant Protect. 50(4): 165-173.
Waruwu. A. A. S, Soekarno. B. P. W, dan
Munif, A. 2016. Metabolit Cendawan Endofit Tanaman Padi sebagai Alternatif
Pengendalian Cendawan Patogen Terbawa Benih Padi. J Fitopatol Indones. 12(2): 53-61.
Winarni, I. 2013. Isolasi
Dan Karakterisasi Bakteri Patogen Pada Benih Padi Dan Kedelai. 14(2): 135-141.
Komentar
Posting Komentar