Helminthosporium sp

Helminthosporium sp

Patogen merupakan mikroorganisme yang dapat membuat luka, menyebabkan penyakit hingga membunuh inangnya. Patogen pada tanaman menjadi masalah yang paling penting dalam budidaya tanaman. Patogen akan merugikan tanaman seperti dapat menurunkan produksi tanaman akibat kerusakan bahkan kematian pada tanaman. Patogen memiliki cara tertentu dalam menimbulkan suatu penyakit pada tanaman. cara-cara tersebut dilakukan dengan melemahkan tanaman dengan menghisap ataupun mengonsumsi isi sel tumbuhan, membunuh atau mengganggu kinerja metabolisme pada sel tumbuhan atau menghambat jaringan pembuluh. Cara yang digunakan patogen tersebut mengakibatkan kemampuan tanaman dalam melakukan proses fotosintesis akan terganggu, transpirasi akan meningkat, penyerapan atau pengambilan air dan unsur hara dari dalam tanah akan terganggu, serta juga mampu mengganggu translokasi nutrisi pada tanaman.
            Mikroorganisme patogen mempunyai sifat-sifat khusus yang memiliki perbedaan dengan patogen abiotis. Sifat yang dimiliki mikroorganisme patogen tersebut adalah patogen akan mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang biak, patogen memerlukan tempat tinggal yang cocok untuk melangsungkan hidupnya dan patogen akan bergerak untuk berpindah tempat. Perkembangan patogen yang semakin bertambah dilatar belakangi oleh Indonesia yang menjadi negara tropis dimana Indonesia menjadi negara yang paling sesuai dalam pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tanaman. Sehingga semakin beragam jenis tanaman yang berkembang maka akan semakin beragam pula patogen yang akan menyerang tanaman.
            Patogen lebih dikenal sebagai penyebab penyakit pada tanaman namun patogen juga ada yang dapat berguna untuk tanaman. Peran patogen yang dapat menguntungkan tanaman yaitu mampu mendegradasi racun, dapat memproduksi nutrien bagi suatu tanaman, mampu mengendalikan gulma, bersifat antagonis terhadap patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman dan beberapa patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada serangga atau arthropoda lain yang bersifat merugikan tanaman.
Penyakit pada tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan mikroorganisme yang menyerang seperti jamur, virus, bakteri, protozoa, nematoda (biotik). Perkembangan patogen juga didukung oleh kondisi yang tidak menguntungkan bagi tanaman seperti kelembaban yang kurang sesuai, nutrisi yang berlebihan, kurang optimalnya cahaya yang didapat tanaman, adanya zat kimia beracun yang berasal dari udara maupun tanah, serta adanya kompetisi dengan tanaman lain (abiotik). Selain itu pengelompokan penyakit pada tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan gejala serangannya. Gejala serangan yang diakibatkan oleh patogen yaitu busuk akar, layu, kanker, bercak daun, hawar, antraknosa, karat, gosong, kudis, menguning maupun mosaik. Ada pula pengelompokan penyakit tanaman berdasarkan pada organ tanaman yang diserang seperti penyakit pada akar, batang, daun dan buah.
Salah satu penyebab penyakit pada tanaman yaitu cendawan. Cendawan merupakan suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tinggi. Umumnya cendawan memiliki struktur berbentuk benang-benang halus yang disebut miselium dan bersel banyak. Cendawan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati ataupun yang masih hidup sehingga terdapat cendawan yang hidup pada tanaman yang masih hidup dan disebut sebagai parasit. Cendawan yang tergolong sebagai patogen tanaman dapat mengganggu proses fisiologis pada tanaman yang dijadikan sebagai inang. Contoh dari cendawan sebagai patogen yaitu Ustilaginoidea virensRhizoctonia solaniHelminthosporium oryzae dan masih banyak yang lain.

Helminthosporium sp merupakan cendawan yang tidak sempurna dan masuk kedalam kelas Deuteromycetes karena tidak memiliki askus dan basidium.  Cendawan ini memiliki spora yang panjang dengan panjang spora 80 µm dan diameter 15 µm. Menurut Sastrahidayat, I (2017) Helminthosporium sp memiliki miselium bewara terang hingga gelap, konidia pendek atau panjang dan bewarna gelap, bersekat, sederhana atau bercabang, berbentuk silinder atau elips, bengkok atau melingkar dan bersifat parasit. Pertumbuhan dan perkembangan cendawan ini dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara. Patogen ini banyak membentuk konidia pada lingkungan dengan kelembapan udara 97-98%. Cendawan ini menyerang banyak tanaman diantaranya tanaman tebu, pisang, kelapa sawit, karet dan tanaman lainnya namun utamanya patogen hawar daun ini banyak menyerang tanaman padi dan jagung
A.    Serangan pada tanaman jagung
Pada tanaman jagung spesies yang menyerang yaitu Helminthosporium maydis dan Helminthosporium turcicum. Perbedaan serangan antara keduanya yaitu bercak akibat serangan H. turcicum ukurannya lebih besar dibanding H. maydis. H. turcicum melimpah pada musim hujan dan kemarau hingga menurunkan produksi sebanyak 50%. Spora pada patogen ini berkembang pada permukaan daun dan dihasilkan pada musim semi yang dapat terbawa oleh angin. H. turcicum bertahan pada musim dingin dan dapat menyerang klobot dari tanaman jagung namun pada tongkolnya tidak terinfeksi (Purwono dan H. Purnamawati., 2007)
Sementara biji jagung yang terserang H. maydis dapat berperan sebaga sumber penyebaran penyakit. Gejala yang disebabkan oleh H. maydis yaitu bercak agak memanjang, bagian tengah agak melebar, makin ke pinggir makin kecil, berwarna cokelat keabuan dan dikelilingi oleh warna kekuningan sejajar tulang daun (Pakki, S., 2005)
Pengendalian yang dapat diilakukan terhadap kedua patogen tersebut yaitu dapat dengan menanam varietas tahan hawar daun seperti varietas parikesit, wiyasa dan bromo, mencabut tanaman jagung yang terserang, memupuk kalium dengan jumlah cukup, menggunakan benih dari tanaman yang sehat dari patogen, memperlebar jarak tanam agar vegetasi tidak lembab yang mendukung jamur Helminthosporium sp. tumbuh dengan baik dan menyemprot menggunakan fungisida yang mangkus seperti Benlate dan Deslen 200 MX (Purwono dan H. Purnamawati., 2007).

B.     Serangan pada tanaman padi
Pada tanaman padi spesies yang menyerang yaitu Helminthosporium oryzae. Menurut Azhari, R dkk  (2017) serangan pada tanaman padi ini ditandai dengan bercak pada daun yang berbentuk oval dan menyebar merata pada daun. Patogen ini dapat berkembang degan baik terutama pada kondisi tanah kekurangan hara dengan kelembapan yang tinggi (lebih dari 80%) dan suhu yang optimum untuk perkembangannya yaitu 16-36 celcius.
Pengendalian terhadap patogen ini dapat dilakukan dengan penggunaan varietas padi toleran, pemupukan berimbang dan perlakuan benih dengan fungisida (Utama, M., 2015)
C.     Serangan pada tanaman karet
Pada tanaman karet spesies yang menyerang yaitu Helminthosporium heveae. Cendawan ini memiliki hifa bewarna putih dan spora bewarna cokelat. Penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit mata burung. Cendawan ini banyak menyerang tanaman muda di persemaian atau pembibitan sehingga pertumbuhannya terhambat dan waktu okulasinya terhambat pula. Serangan cendawan ini banyak menyerang saat musim kemarau terutama pada tanaman yang terlalu banyak pemberian pupuk nitrogen, kondisi lemah, dan kekurangan air. Penyebarannya dapat melalui spora yang diterbangkan angin, terbawa hujan atau alat pertanian yang mengandung spora yang mengenai tanaman sehat.
Gejala serangan patogen terhadap tanaman karet ini yaitu daun-daun muda menjadi hitam, mengggulung dan kemudian gugur. Serangan pada daun tua mengakibatkan munculnya bercak-bercak cokelat yang lambat laun membesar dengan bentuk bulat. Bagian tengahnya bewarna kelabu, tipis dan tembus cahaya sedangkan pada ujungnya menggulung.
Pengendalian terhadap patogen ini dapat dilakukan degan lokasi persemaian atau pembibitan dipilih yang memiliki jenis tanah subur dan tidak berpasir, pemupukan dengan dosis tepat dan tidak terlalu banyak mengandung unsur nitrogen, dapat juga dengan menggunakan fungisida Dithane M-45 0,2% atau daconil 0,2 selama empat kali dengan selisih waktu satu minggu (Setiawan, D dan A. Andoko., 2008)

DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika
Soesanto, Loekas., E. Mugiastuti., R. F. Rahayuniati., R. S. Dewi. 2013. Uji Kesesuaian Empat Isolat Trichoderma spp. Dan Daya Hambat In Vitro terhadap Beberapa Patogen Tanaman. HPT Tropika. 13(2): 117-123.
https://drfungus.org/knowledge-base/helminthosporium-species/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM TODE PENGUJIAN KESEHATAN BIJI (BENIH)